Lintaswarta.co.id - Kisah Dessi, seorang perempuan tangguh di Desa Honggobayan, Kartasura, membuktikan bahwa kesuksesan bisa diraih dengan kerja keras dan tekad yang kuat. Perjalanan Dessi dimulai dari seorang karyawan di minimarket, kini ia menjelma menjadi pemilik toko kelontong yang berkembang pesat. Rahasianya? Kemitraan dengan AgenBRILink dan program kelompok Mekaar!
Bca Juga
Berawal dari pengalaman sebagai karyawan di usaha retail selama 8 tahun, Dessi memutuskan untuk menikah dan berhenti bekerja. Namun, setelah memiliki anak, ia merasa perlu untuk kembali berkarya. "Setelah anak saya mulai besar, saya mulai memutar otak, dan di lingkungan saya yang mayoritas kos-kosan, saya memutuskan untuk membuka toko kelontong," ungkapnya.
Modal usaha didapat dari pinjaman BRI. Berbekal ilmu ritel yang didapat dari pekerjaan sebelumnya, Dessi berhasil meyakinkan BRI untuk memberikan pinjaman. Meskipun menghadapi pasang surut dalam berbisnis, semangat Dessi tak pernah padam.
Tak hanya sukses menjalankan toko kelontong, Dessi juga aktif sebagai Ketua Kelompok Mekaar di desanya. Ia menjelaskan bahwa jumlah anggota kelompok Mekaar telah berkembang dari 10 menjadi 15 orang, dan beberapa di antaranya telah lulus dan mandiri.
Kemitraan dengan AgenBRILink menjadi kunci sukses Dessi. Ia bergabung dengan AgenBRILink sekitar setahun yang lalu dan meskipun modal awalnya minim, jumlah transaksinya kini sudah banyak. "Dengan sekitar 50 transaksi per hari, saya merasa sangat terbantu," ujar Dessi.
Senior Executive Vice President (SEVP) Ultra Micro BRI Muhammad Candra Utama mengungkapkan bahwa jumlah AgenBRILink saat ini telah mencapai 1 juta agen. "AgenBRILink merupakan salah satu inovasi utama BRI yang dirancang untuk memperluas jangkauan layanan perbankan melalui kemitraan dengan agen-agen lokal di berbagai daerah," kata Candra.
Candra menambahkan bahwa pencapaian ini merupakan bukti nyata komitmen BRI dalam mendukung inklusi dan literasi finansial di Indonesia. Kehadiran AgenBRILink juga membuka peluang usaha bagi warga di berbagai daerah, khususnya di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau oleh layanan perbankan.
Ke depan, Dessi berencana membuka cabang baru untuk toko kelontongnya. "Insya’Allah, setelah pinjaman saya lunas, saya mau buka cabang baru," ujarnya penuh harap. Dengan pengalaman yang sudah dimiliki, ia yakin mampu mengelola cabang baru dengan baik.
Pesan Dessi untuk para pengusaha lain, terutama yang baru memulai, adalah untuk tetap semangat dan tidak patah arang. "Jangan pernah putus asa. Selalu ada opsi dan peluang, asalkan kita mau berusaha dan kreatif," pesan Dessi mengakhiri wawancara. (*)
Tinggalkan komentar