Lintaswarta.co.id – Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, kembali menorehkan prestasi gemilang di dunia akademis. Ia berhasil meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia (UI) dengan predikat cumlaude dan IPK 3,92. Ini merupakan gelar doktor kedua yang diraih Hasto setelah sebelumnya menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Pertahanan.
Bca Juga
Disertasi doktornya yang berjudul "Kepemimpinan Strategis Politik, Ideologi, dan Pelembagaan, serta Relevansinya terhadap Ketahanan Partai: Studi pada PDI Perjuangan" menarik perhatian banyak pihak, termasuk koleganya di partai.
Politisi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen, mengaku kagum dengan prestasi akademis yang diraih Hasto, terutama atas kedalaman pemikiran yang dituangkan dalam disertasinya.
"Saya dua kali menghadiri sidang terbuka promosi doktor beliau, dan dua kali pula saya dibuat berdecak kagum oleh kedalaman pemikiran dan analisisnya," ujar Nabil dalam keterangannya, Jumat (18/10).
Dalam disertasinya, Hasto mengupas bagaimana kepemimpinan strategis yang berpijak pada ideologi dan pelembagaan menjadi fondasi utama dalam menjaga ketahanan PDI Perjuangan di tengah dinamika politik nasional.
Bagian paling menarik dari disertasi tersebut, menurut Gus Nabil, adalah Tujuh Prinsip Megawati yang dirumuskan Hasto. Prinsip-prinsip ini – mulai dari kritis, visioner, arah, nilai, inti, biopolitik, alignment, dan komitmen – menjadi pilar kepemimpinan strategis dalam menghadapi tantangan zaman.
Keberhasilan Hasto meraih gelar doktor ini dianggap oleh Nabil sebagai kontribusi besar, tidak hanya bagi partai, tetapi juga bagi bangsa.
"Saya yakin karya ini akan menjadi panduan penting bagi kader-kader PDI Perjuangan dalam menghadapi tantangan masa depan," tandasnya.
Dalam sidang terbuka disertasinya, Hasto mengatakan bahwa PDI Perjuangan berhasil menjaga relevansi sebagai kekuatan politik terbesar di Indonesia karena mampu menginternalisasi ideologi Pancasila ke dalam budaya partai.
"Bukan hanya melalui penguatan struktur organisasi, tetapi juga melalui internalisasi nilai-nilai ideologis yang kuat ke dalam budaya partai," tegas Hasto di sidang terbuka.
Menariknya, disertasi ini juga memperkenalkan konsep Avantgarde Party Institutionalization (API), sebuah model ketahanan partai yang memadukan kepemimpinan strategis dan ideologi. API dinilai relevan dalam menghadapi berbagai ancaman politik seperti populisme, feodalisme, hingga praktik Machiavellian yang bisa merusak stabilitas partai.
Tinggalkan komentar