Lintaswarta.co.id, Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari Eropa. Lembaga pemeringkat kredit global, S&P Global, secara tiba-tiba menurunkan peringkat kredit Prancis menjadi A+/A-1 dari sebelumnya AA-/A-1+. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran mengingat Prancis adalah negara dengan ekonomi terbesar kedua di zona euro.
Penurunan peringkat ini terbilang tidak lazim karena biasanya dilakukan sesuai jadwal pembaruan yang telah ditentukan. S&P Global menilai bahwa ketidakstabilan politik di Prancis turut memengaruhi risiko keuangan negara tersebut.

Keputusan ini diambil setelah pekan yang penuh gejolak, di mana Perdana Menteri Sebastien Lecornu sempat berjanji menangguhkan reformasi pensiun tahun 2023 dan menghadapi dua mosi tidak percaya.

Related Post
"Kami memperkirakan ketidakpastian kebijakan akan berdampak pada perekonomian Prancis, menghambat aktivitas investasi dan konsumsi swasta, dan pada akhirnya pertumbuhan ekonomi," demikian pernyataan resmi dari S&P Global seperti dikutip Lintaswarta.co.id dari Reuters, Sabtu (18/5/2024).
Meskipun Perdana Menteri Lecornu berhasil lolos dari dua mosi tidak percaya di parlemen, keberhasilan ini harus dibayar dengan menangguhkan reformasi pensiun yang digagas Presiden Emmanuel Macron demi mendapatkan dukungan dari anggota parlemen Sosialis.
Namun, jeda ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama. Anggaran 2026 yang diajukan Lecornu menghadapi tantangan berat di parlemen Prancis yang terpecah belah saat mereka mulai membahas Rancangan Undang-Undang tersebut.
Menanggapi penurunan peringkat ini, Menteri Keuangan Roland Lescure menekankan pentingnya pemerintah dan parlemen untuk bersama-sama meloloskan anggaran pada akhir tahun. Hal ini bertujuan untuk memastikan defisit fiskal tetap terkendali dan sesuai dengan batas atas Uni Eropa, yaitu 3% dari PDB pada tahun 2029.
S&P Global berpendapat bahwa pengesahan anggaran pada akhir tahun akan memberikan kejelasan mengenai bagaimana Prancis akan mengelola beban utangnya yang terus meningkat. Utang tersebut diproyeksikan naik menjadi 121% dari PDB pada tahun 2028, dibandingkan dengan 112% dari PDB pada akhir tahun 2024.
"Namun demikian, menurut pandangan kami, ketidakpastian pada keuangan publik tetap meningkat menjelang pemilihan presiden 2027," imbuh S&P Global.
Meskipun demikian, lembaga pemeringkat ini merevisi prospek negara ini dari ‘negatif’ menjadi ‘stabil’. Prospek ‘stabil’ ini menyeimbangkan kenaikan utang pemerintah dan konsensus politik yang lemah pada laju konsolidasi anggaran dengan kekuatan kredit Prancis.
Tinggalkan komentar