Lintaswarta.co.id – Kabar gembira bagi warga Bogor dan Serpong! Impian memiliki akses jalan tol yang menghubungkan kedua wilayah ini semakin dekat. Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan perkembangan terbaru proyek Tol Bogor-Serpong via Parung yang akan terintegrasi dengan Jakarta Outer Ring Road (JORR) III.
Proyek strategis ini, yang digarap oleh PT Bogor Serpong Infra Selaras (BSIS), telah memasuki tahap krusial, yaitu penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT). Langkah ini diambil setelah BPJT menerima dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) dari PT BSIS.

Lintaswarta.co.id – Kepala BPJT, Wilan Oktavian, mengungkapkan bahwa penandatanganan PPJT tinggal menunggu waktu. PT BSIS sendiri merupakan konsorsium yang terdiri dari PT Persada Utama Infra, PT Jasa Marga (Persero) Tbk, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, dan PT Hutama Karya Infrastruktur.

Related Post
Tol Bogor-Serpong via Parung memiliki panjang 31,11 kilometer dan menjadi bagian penting dari jaringan jalan JORR III yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di wilayah Bogor, Tangerang, dan sekitarnya. Rute tol ini akan dimulai dari persimpangan Selabenda di Bogor hingga persimpangan Serpong melalui Parung, melewati Kecamatan Kemang, Ciseeng, dan Rumpin di Kabupaten Bogor, serta sebagian wilayah Kabupaten Tangerang. Nantinya, akan ada 5 interchange dan 2 junction yang mempermudah aksesibilitas.
Lintaswarta.co.id – Dengan nilai investasi mencapai Rp 8,95 triliun dan biaya konstruksi sebesar Rp 5,27 triliun, proyek ini diharapkan dapat memberikan dampak signifikan terhadap mobilitas masyarakat. Jaringan jalan JORR III secara keseluruhan meliputi Tol Kamal-Teluknaga-Rajeg (Kartaraja), Tol Sentul Selatan-Karawang Barat, Tol Bogor-Serpong via Parung, dan Tol Semanan-Balaraja.
Manfaat utama dari tol ini adalah pemangkasan waktu tempuh antara Serpong dan Bogor. Jika sebelumnya perjalanan bisa memakan waktu 2-3 jam, dengan adanya tol ini, waktu tempuh diperkirakan hanya sekitar 1 jam, bahkan bisa lebih cepat, sekitar 45 menit saja. Hal ini tentu akan sangat membantu aktivitas sehari-hari masyarakat dan meningkatkan efisiensi transportasi.
Tinggalkan komentar