Lintaswarta.co.id, Jakarta – Bayangkan Anda punya mesin waktu dan kembali ke tahun 2000 dengan modal US$10.000 (setara Rp73 juta saat itu). Pilihan investasi global ada di depan mata: emas batangan atau indeks saham S&P 500. Mana yang akan memberikan keuntungan terbesar dalam 25 tahun?
Analisis Lintaswarta.co.id terhadap data pergerakan kedua aset ini dari Januari 2000 hingga Oktober 2025 mengungkap fakta mengejutkan. Investasi emas tidak hanya menang, tetapi menang telak!
Emas Unggul dalam Dolar AS

Related Post
Jika diukur dalam mata uang Dolar AS, emas memberikan imbal hasil yang jauh lebih tinggi. Portofolio investor emas 63,4% lebih besar dari investor saham. Tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) emas mencapai 10,4%, sementara S&P 500 TR hanya 8,3%.
Keuntungan Ganda: Aset dan Kurs Rupiah
Bagi investor Indonesia, keuntungan berlipat ganda karena depresiasi Rupiah. Modal awal Rp73 juta yang diinvestasikan dalam emas pada tahun 2000, kini melonjak menjadi Rp2,11 Miliar! Keuntungan gabungan (aset + kurs) mencapai 2.795% atau hampir 29 kali lipat.
Sementara itu, investasi yang sama di S&P 500 ‘hanya’ menjadi Rp1,29 Miliar (keuntungan 1.673% atau nyaris 17 kali lipat). Selisih akhir antara pemegang emas dan saham mencapai Rp819 juta!
Mengapa Emas Lebih Unggul?
Lintaswarta.co.id menemukan bahwa ketahanan emas di tengah krisis menjadi kunci keunggulannya. S&P 500 terbebani oleh tiga periode penurunan tajam yang memperlambat efek compounding.
Emas, sebagai aset safe haven, justru diuntungkan saat pasar saham terpuruk. Lonjakan inflasi, ketidakpastian kebijakan, volatilitas mata uang, dan pembelian besar-besaran oleh bank sentral global mendorong kinerja emas.
Pelajaran bagi investor Indonesia: memegang aset dalam mata uang kuat seperti Dolar AS (terutama dalam bentuk emas) adalah strategi lindung nilai yang efektif terhadap pelemahan Rupiah jangka panjang, sekaligus memberikan keuntungan dari aset itu sendiri.







Tinggalkan komentar