Gaza: Akhir Perang di Depan Mata? Syarat Hamas Bikin Israel Mikir!

Gaza: Akhir Perang di Depan Mata? Syarat Hamas Bikin Israel Mikir!

Lintaswarta.co.id – Pembicaraan alot mengenai kesepakatan damai antara Israel dan Hamas di Mesir kembali memanas. Hamas bersikeras meminta jaminan penuh dari Israel untuk mengakhiri perang di Gaza secara permanen dan menarik seluruh pasukannya dari wilayah tersebut. Tuntutan ini menjadi kunci utama bagi tercapainya kesepakatan.

Tuntutan ini muncul di tengah gempuran militer Israel yang terus berlanjut di Jalur Gaza, bahkan saat perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat dan Qatar memasuki hari kedua di Sharm el-Sheikh, Mesir, pada Selasa (7/10/2025).

Gaza: Akhir Perang di Depan Mata? Syarat Hamas Bikin Israel Mikir!
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Seorang pejabat senior Hamas mengungkapkan kepada Al Jazeera bahwa kelompok tersebut berencana melakukan pembebasan tawanan secara bertahap. Namun, pembebasan seluruh tawanan akan dilakukan bersamaan dengan penarikan total pasukan Israel dari Gaza. Khalil al-Hayya, juru runding utama Hamas, menegaskan ketidakpercayaan kelompoknya terhadap Israel.

COLLABMEDIANET

"Kami tidak mempercayai pendudukan [Israel], bahkan sedetik pun," tegas Al-Hayya. Ia menambahkan bahwa Hamas menginginkan "jaminan nyata" bahwa perang akan benar-benar berakhir dan tidak akan terulang kembali, menuduh Israel telah melanggar dua gencatan senjata sebelumnya.

Syarat ini merupakan respons terhadap rancangan rencana 20 poin yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang salah satu poinnya adalah perlucutan senjata faksi Palestina. Hamas dan faksi-faksi Palestina lainnya dengan tegas menolak untuk menyerahkan senjata mereka.

Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menandai dua tahun sejak dimulainya konflik. Ia menyebut periode tersebut sebagai "perang demi keberadaan dan masa depan kita."

Tanpa secara langsung menyinggung perundingan gencatan senjata, Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan "terus bertindak untuk mencapai semua tujuan perang: pemulangan semua sandera, penghapusan kekuasaan Hamas, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menimbulkan ancaman bagi Israel."

Meskipun pembicaraan damai terus berlangsung, serangan Israel di Gaza belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Kantor berita Palestina Wafa melaporkan bahwa pada hari Selasa, drone dan jet tempur Israel menyerang wilayah Sabra dan Tal al-Hawa di Kota Gaza, serta kamp Shati di dekatnya. Sedikitnya 10 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan tersebut.

Menurut pemantau konflik yang berbasis di AS, ACLED, Gaza telah mengalami lebih dari 11.110 serangan udara dan drone, serta sedikitnya 6.250 serangan artileri dan penembakan selama dua tahun perang. Jumlah korban tewas warga Gaza telah mencapai lebih dari 66.600 jiwa.

Namun, di tengah perbedaan pendapat yang masih ada, perundingan ini tampaknya menjadi sinyal kemajuan paling menjanjikan dalam upaya mengakhiri perang. Israel dan Hamas sama-sama mendukung banyak bagian dari rencana Trump.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed Al Ansari, menyatakan bahwa para mediator, yaitu Qatar, Mesir, dan Turki, tetap fleksibel dan terus mengembangkan gagasan seiring berjalannya perundingan gencatan senjata.

"Kami tidak berpegang pada prasangka dalam negosiasi. Kami mengembangkan formulasi ini selama perundingan itu sendiri, yang sedang berlangsung saat ini," ujarnya.

Al Ansari juga menyampaikan bahwa Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani, akan bergabung dengan mediator lain, termasuk Steve Witkoff dan Jared Kushner dari AS, pada hari Rabu di Mesir.

"Partisipasi perdana menteri Qatar tersebut menegaskan tekad para mediator untuk mencapai kesepakatan yang mengakhiri perang," pungkas Al Ansari.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar