Lintaswarta.co.id – Misteri komet raksasa 3I/ATLAS yang diduga oleh seorang ahli Harvard sebagai wahana alien yang memantau Bumi semakin dalam. Terbaru, ilmuwan menemukan bahwa ekor benda langit yang berasal dari luar Tata Surya ini mengandung elemen besi-nikel, yang kerap diasosiasikan dengan kekayaan sumber daya alam Indonesia.
Komet antar bintang 3I/ATLAS, dengan radius 5,6 kilometer dan massa lebih dari 33 miliar ton, kini menjadi fokus perhatian para astronom global. Setelah melintasi Tata Surya, posisinya saat ini berada di balik Matahari, sehingga pengamatan dari Bumi harus menunggu hingga akhir tahun.
Analisis spektrum 3I/ATLAS mengungkap perbedaan signifikan dibandingkan komet lain, termasuk 2I/Borisov, komet antar bintang pertama yang terdeteksi. Ekor 3I/ATLAS kaya akan elemen besi-nikel. Penelitian menunjukkan produksi atom NiI yang tinggi dan rasio NiI/FeI yang luar biasa, meskipun rasio ini menurun saat mendekati Matahari.
Related Post
Kehadiran logam nikel dan besi memicu pertanyaan. Avi Loeb, profesor Harvard yang menduga 3I/ATLAS adalah pesawat alien, menyatakan bahwa suhu permukaan komet terlalu rendah untuk sublimasi mineral logam.
Loeb sebelumnya berhipotesis bahwa 3I/ATLAS adalah pesawat antar bintang dengan potensi maksud tersembunyi, bahkan jahat, berdasarkan teori "dark forest" tentang persaingan sumber daya di alam semesta. Ia menduga, jika ini pesawat luar angkasa, mereka akan mengirim perangkat ke Bumi saat komet tersembunyi di balik Matahari pada November-Desember 2025.
NASA menanggapi hipotesis Loeb. Tom Statler, peneliti utama NASA, menegaskan bahwa 3I/ATLAS memiliki karakteristik serupa dengan komet lain, dengan perilaku yang menunjukkan objek alami.
Namun, lintasan dari luar Tata Surya dan kecepatan tinggi menjadikan 3I/ATLAS istimewa. Penemuan elemen besi-nikel di ekornya menambah misteri, memicu spekulasi tentang asal-usul dan tujuan sebenarnya dari komet ini. Apakah ini sekadar fenomena alam yang unik, ataukah ada sesuatu yang lebih dari sekadar komet biasa?
Tinggalkan komentar