Maling Satroni Museum! 2000 Koin Raib, Negara Rugi Miliaran

Lintaswarta.co.id, Jakarta – Gelombang kejahatan terus menghantui museum-museum di Prancis. Kali ini, sekitar 2.000 koin emas dan perak senilai 90.000 euro atau setara dengan Rp1,6 miliar dilaporkan raib dari Maison des Lumières, sebuah museum yang didedikasikan untuk filsuf Prancis, Denis Diderot, di Landres, wilayah timur laut Prancis.

Menurut laporan BBC International pada Jumat (24/10/2025), aksi pencurian itu terjadi pada Minggu malam, hanya beberapa jam setelah perampokan besar-besaran di Museum Louvre Paris. Di Louvre, komplotan bersenjata yang menyamar sebagai pekerja berhasil menggondol permata mahkota Prancis senilai 88 juta euro atau sekitar Rp1,58 triliun. Pihak museum baru menyadari kejadian ini pada hari Selasa ketika staf menemukan etalase yang pecah dan segera melaporkannya kepada pihak berwajib.

Maling Satroni Museum! 2000 Koin Raib, Negara Rugi Miliaran
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

"Koin-koin tersebut dipilih dengan sangat cermat dan ahli," ungkap seorang pejabat lokal dalam pernyataan yang dikutip oleh media Prancis. Koin-koin tersebut berasal dari periode 1790 hingga 1840 dan merupakan bagian dari koleksi pribadi kota yang ditemukan pada tahun 2011 saat renovasi gedung.

COLLABMEDIANET

Lintaswarta.co.id, Kasus ini semakin memperpanjang daftar panjang perampokan yang menimpa lembaga-lembaga budaya Prancis dalam beberapa bulan terakhir. Sebelumnya, Museum Sejarah Alam Paris juga menjadi sasaran para penjahat yang berhasil mencuri enam nugget emas senilai 1,5 juta euro atau sekitar Rp27 miliar. Seorang warga negara China bahkan ditangkap di Barcelona saat mencoba melebur sebagian emas curian tersebut. Selain itu, pada bulan September lalu, dua piring porselen China dan sebuah vas dari Museum Porselen Nasional di Limoges juga raib digondol pencuri, dengan nilai total mencapai 6,55 juta euro atau sekitar Rp118 miliar.

"Barang-barang tersebut hampir mustahil untuk dijual di pasar seni karena terlalu mudah dilacak," ujar seorang ahli keramik kepada Le Parisien.

Arthur Brand, seorang ahli detektif seni ternama Eropa, memperingatkan tentang potensi meningkatnya aksi peniruan (copycat crime) setelah perampokan spektakuler di Louvre. "Jika seseorang bisa menargetkan Louvre dan lolos dengan permata mahkota, pencuri lokal mungkin berpikir: ‘Kenapa tidak museum kita?’" ujarnya.

Lintaswarta.co.id, Kasus pencurian ini juga menyoroti kelemahan keamanan yang ada di museum-museum Prancis. Direktur Louvre, Laurence des Cars, mengakui bahwa sistem pengawasan museum tertua di dunia itu sudah "menua" dan sebagian kamera CCTV tidak berfungsi. "Kami gagal melindungi permata ini. Tidak ada yang sepenuhnya aman dari penjahat brutal – bahkan Louvre," katanya di hadapan Senat Prancis.

Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin, menambahkan bahwa protokol keamanan museum terbukti gagal. "Para pencuri dapat mengendarai truk modifikasi langsung ke museum. Ini meninggalkan citra mengerikan bagi Prancis," ujarnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar