Lintaswarta.co.id – Gelombang demonstrasi besar melanda Amerika Serikat pada Sabtu (18/10/2025). Jutaan warga dari seluruh 50 negara bagian turun ke jalan dalam aksi bertajuk "No Kings," sebuah unjuk rasa nasional untuk menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Presiden Donald Trump dan memprotes penutupan pemerintahan federal yang telah berlangsung selama 18 hari.
Aksi "No Kings" ini menjadi sorotan utama di berbagai kota besar AS, diwarnai dengan suasana damai namun penuh semangat perlawanan. Para demonstran membawa spanduk-spanduk bertuliskan kutipan "we the people" dari konstitusi AS, menegaskan kedaulatan rakyat sebagai landasan utama tuntutan mereka.

Uniknya, demonstrasi ini menyerupai sebuah festival jalanan, lengkap dengan iringan marching band yang membangkitkan semangat, tarian-tarian energik, dan para pengunjuk rasa yang mengenakan kostum-kostum unik. Simbol perlawanan yang menonjol adalah kostum katak tiup, serta kehadiran seorang demonstran berkostum Martian dari Sesame Street di Washington DC.

Related Post
Gerakan "No Kings" ini menjadi mobilisasi massa ketiga yang signifikan sejak kembalinya Trump ke Gedung Putih. Penyelenggara aksi mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa tindakan eksekutif yang agresif dan konfrontatif terhadap Kongres serta pengadilan mengindikasikan pergeseran "menuju otoritarianisme," sebuah prinsip yang bertentangan dengan konstitusi AS.
Menanggapi aksi demonstrasi ini, Presiden Trump meremehkan skala dan signifikansinya. Ia bersikeras bahwa dirinya bukanlah seorang raja. "Mereka menyebut saya raja. Saya bukan raja," ujarnya. "Saya dengar hanya sedikit orang yang akan hadir, tetapi mereka ingin bersenang-senang."
Sementara itu, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Mike Johnson, mengecam aksi tersebut dengan menyebutnya sebagai "aksi benci Amerika." Ia menuduh bahwa demonstrasi tersebut didukung oleh kelompok-kelompok seperti "tipe antifa," orang-orang yang "membenci kapitalisme," dan "Marxis."
Sebagai tandingan dari aksi "No Kings," Senator JD Vance dan Menteri Pertahanan Pete Hegseth menghadiri demonstrasi kemampuan amfibi tembak-langsung di Camp Pendleton, California. Tindakan ini menuai kritik keras, terutama dari Gubernur California, Gavin Newsom, yang mengecam penutupan sebagian jalan raya utama demi keselamatan publik. "Presiden mengutamakan egonya di atas tanggung jawab dengan mengabaikan keselamatan publik ini," kata Newsom. "Menembakkan peluru tajam di atas jalan raya yang sibuk bukan hanya salah, tetapi juga berbahaya."
Tinggalkan komentar