Lintaswarta.co.id – Penegakan Imigrasi dan Bea Cukai AS (ICE) tengah merencanakan pembentukan tim khusus yang akan memantau media sosial selama 24 jam penuh. Tujuannya? Mencari petunjuk untuk menargetkan individu yang dianggap perlu diamankan, sebuah langkah yang dinilai kontroversial.
Rencana ini terungkap melalui dokumen yang dipublikasikan oleh Wired. ICE, lembaga federal yang memegang peranan penting dalam kebijakan imigrasi Presiden AS, Donald Trump, sebelumnya telah meminta informasi detail mengenai penggunaan media sosial dari berbagai platform seperti Facebook, X, Instagram, TikTok, Reddit, dan YouTube.

Tujuan dari pengumpulan data ini adalah untuk mengembangkan petunjuk yang dapat digunakan dalam menargetkan individu tertentu. Dalam situasi darurat, tim yang akan dibentuk ini diharapkan mampu mengeksekusi penangkapan "10 Orang Paling Dicari" dalam waktu 30 menit saja. Sementara untuk target biasa, penangkapan diprediksi dapat dilakukan dalam 8 jam setelah mendapatkan petunjuk.

Related Post
Menurut dokumen tersebut, ICE membutuhkan setidaknya 12 staf penuh waktu untuk bekerja di Pusat Penargetan dan Analisa Kriminal Nasional di Williston, Vermont, dengan 3 staf yang bertugas sepanjang waktu. Selain itu, ICE juga mencari minimal 16 staf kontraktor penuh waktu untuk ditempatkan di Pusat Penegakan Respons Pasifik di Santa Ana, California. Para pegawai ini akan bekerja secara bergantian, dengan setidaknya 2 staf yang selalu siaga di luar jam kerja dan dalam situasi darurat.
Rencana yang masih dalam tahap awal ini terbilang agresif. ICE bahkan membahas penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) oleh kontraktor untuk mencapai tujuan mereka. Sebelumnya, ICE juga diduga menggunakan teknologi pengenal wajah (facial recognition) dalam mengincar target, sebuah praktik yang menuai kontroversi.
Tinggalkan komentar