Lintaswarta.co.id – Kabar terbaru dari Gaza mengungkap dinamika kompleks di balik kesepakatan gencatan senjata "fase pertama" antara Israel dan Hamas, yang dimediasi oleh AS, Qatar, Mesir, dan Turki. Meski kesepakatan ini disambut baik oleh banyak pihak, implementasinya masih penuh tantangan.
Kesepakatan ini muncul setelah konflik dua tahun yang telah merenggut nyawa 67.194 warga Palestina dan melukai 169.890 lainnya sejak 7 Oktober 2023, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Namun, persetujuan kabinet Israel menjadi kunci utama, mengingat adanya resistensi politik internal.

Kantor Perdana Menteri Israel menegaskan bahwa gencatan senjata baru akan berlaku setelah mendapat restu kabinet. Penundaan ini mencerminkan bahwa implementasi perjanjian fase pertama masih bergantung pada keputusan politik internal.

Related Post
Menteri Keuangan Israel sayap kanan, Bezalel Smotrich, secara terbuka menentang kesepakatan ini, menegaskan bahwa ia tidak akan memberikan suara mendukungnya. Ia menekankan bahwa tujuan akhir adalah pelucutan senjata Gaza secara total.
Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyambut baik hasil negosiasi gencatan senjata dan berterima kasih kepada Presiden Trump. Turkiye berjanji untuk memantau implementasi perjanjian tersebut dan terus berkontribusi pada proses.
Para Menteri Luar Negeri dari lima negara Arab kunci dan mitra-mitra Eropa dijadwalkan bertemu di Paris untuk membahas kerangka kerja dan implementasi "hari setelah" perang Gaza.
China menyambut baik pengumuman kesepakatan gencatan senjata ini dan menyatakan harapannya untuk terciptanya gencatan senjata yang "permanen dan komprehensif" di Jalur Gaza. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, menegaskan kembali posisi China yang menganjurkan prinsip bahwa "warga Palestina harus memerintah Palestina".
Laporan terkini dari Kementerian Kesehatan Gaza menyoroti bahwa serangan Israel dalam 24 jam terakhir telah menewaskan sedikitnya 10 warga Palestina dan melukai 49 lainnya.
Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyambut baik kesepakatan gencatan senjata di Gaza, dengan mengatakan pihaknya berharap hal itu akan mengarah pada "penarikan penuh Israel" dan "tindakan mendesak untuk meringankan penderitaan kemanusiaan".
Tinggalkan komentar