Lintaswarta.co.id, BELGRADE – Suasana mencekam meliputi area depan gedung parlemen Serbia pada Minggu (2/11/2025) saat ratusan demonstran terlibat bentrokan sengit. Aksi ini dipicu oleh tuntutan keadilan dari Dijana Hrka, seorang ibu yang kehilangan putranya dalam insiden tragis runtuhnya atap stasiun kereta api di Novi Sad setahun lalu.
Hrka memulai aksi mogok makan sehari sebelumnya sebagai bentuk protes atas lambatnya proses hukum dalam kasus tersebut. Ia duduk di dekat pagar besi yang menghalangi akses ke parlemen, menolak beranjak hingga pemerintah membuka kembali penyelidikan. Namun, aparat kepolisian menghalangi upayanya mendekati area depan gedung parlemen yang telah diduduki oleh kelompok pro-pemerintah sejak Maret.
    Ketegangan mencapai puncaknya menjelang malam hari ketika para pengunjuk rasa mulai melemparkan suar ke arah tenda-tenda pendukung pemerintah. Bentrokan tak terhindarkan pun pecah, memaksa polisi anti huru hara turun tangan untuk membubarkan massa. Kerusuhan meluas ke jalan-jalan di sekitarnya, dengan petugas membentuk barisan untuk memisahkan kedua kubu yang saling berhadapan.

Related Post
Aksi ini merupakan bagian dari serangkaian demonstrasi yang telah berlangsung selama berbulan-bulan di seluruh Serbia. Gelombang protes ini dipicu oleh kemarahan publik atas kegagalan pemerintah dalam mengadili pihak-pihak yang bertanggung jawab atas runtuhnya atap stasiun.
Ketidakpuasan publik ini semakin mengguncang posisi Presiden Aleksandar Vucic yang telah lama berkuasa, memicu desakan untuk segera menggelar pemilihan umum. Dalam tuntutannya, Hrka menegaskan bahwa aksi mogok makannya akan berlanjut sampai ada tindakan nyata dari pemerintah. Ia menuntut penyelidikan yang komprehensif terhadap tragedi tersebut dan meminta agar Presiden Vucic ikut diinterogasi atas dugaan kelalaian dalam penanganan kasus ini.









Tinggalkan komentar