Prabowo-PM Jepang Akrab: Fregat Impian RI Bakal Nyata?

Harimurti

Prabowo-PM Jepang Akrab: Fregat Impian RI Bakal Nyata?

Artikel:

Lintaswarta.co.id, Jakarta – Hubungan Indonesia dan Jepang kian erat, ditandai dengan sinyal positif peningkatan kerja sama pertahanan. Kuasa Usaha Kedutaan Besar Jepang di Jakarta, Mitsuru Myochin, mengungkapkan bahwa keakraban Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) Jepang Sanae Takaichi menjadi kunci utama percepatan kerja sama bilateral, terutama di sektor pertahanan.

 Prabowo-PM Jepang Akrab: Fregat Impian RI Bakal Nyata?
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Kedekatan kedua pemimpin negara terlihat jelas saat PM Takaichi berinisiatif menggeser kursinya demi berbincang dengan Presiden Prabowo di sela-sela KTT APEC. Lintaswarta.co.id mencatat, meski PM Takaichi baru beberapa minggu menjabat, Myochin meyakinkan bahwa kebijakan dasar Tokyo di Indo-Pasifik, yaitu "Free and Open Indo-Pacific" (FOIP), akan tetap menjadi prioritas, namun dengan implementasi yang lebih cepat.

COLLABMEDIANET

Myochin optimistis dengan kepemimpinan kedua tokoh tersebut. Menurutnya, interaksi yang terlihat di publik mencerminkan potensi sinergi yang lebih besar. "Perdana Menteri Takai dan Presiden Prabowo memiliki chemistry yang sangat baik. Saya berharap akan ada diskusi mendalam antara kedua pemimpin," ujarnya.

Penguatan kerja sama pertahanan menjadi agenda utama kabinet Takai. Meskipun detailnya masih dalam tahap awal, ini mengindikasikan bahwa Indonesia akan menjadi mitra strategis Jepang dalam menjaga stabilitas kawasan.

Isu mengenai potensi transfer atau penjualan kapal fregat ke Indonesia masih menjadi spekulasi. Myochin menyatakan bahwa belum ada pengumuman resmi, namun peluang tersebut tetap terbuka seiring dengan komitmen penguatan kerja sama pertahanan.

Lintaswarta.co.id melansir, fokus Jepang pada FOIP, warisan dari mantan PM Shinzo Abe, akan terus menjadi landasan kebijakan luar negeri dan pertahanan. Namun, dengan kepemimpinan baru, diharapkan kerja sama bilateral dengan negara-negara kunci seperti Indonesia akan berjalan lebih cepat dan taktis. "Doktrin FOIP akan tetap tidak berubah. Namun, kecepatan kerja sama mungkin dipercepat," pungkasnya.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Tinggalkan komentar