Lintaswarta.co.id Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti mengungkapkan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan akses pendidikan melalui pendidikan nonformal. Hal ini menjadi solusi penting mengingat masih banyak anak yang terpaksa putus sekolah karena berbagai alasan kompleks.
Lintaswarta.co.id Dalam acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Jakarta, Selasa (28/10/2025), Mu’ti mencontohkan kasus di Lampung, di mana seorang anak harus membantu ibunya menghidupi tiga adik. Situasi seperti ini membuat pendidikan nonformal menjadi krusial.
Lintaswarta.co.id Lebih lanjut, Mu’ti menekankan bahwa faktor ekonomi bukanlah satu-satunya penyebab putus sekolah. Masalah kultural, seperti pernikahan dini, juga memainkan peran signifikan. Di beberapa daerah, tekanan sosial untuk menikah muda masih kuat, sehingga anak perempuan seringkali berhenti sekolah setelah menikah.

Related Post
Lintaswarta.co.id Untuk mengatasi tantangan ini, pembelajaran jarak jauh menjadi solusi yang fleksibel dan menjangkau lebih banyak siswa. Mu’ti mencontohkan anak-anak pekerja migran di Malaysia yang dapat belajar dengan kurikulum Indonesia dan mendapatkan ijazah yang diakui.
Lintaswarta.co.id Luasnya wilayah Indonesia juga menjadi kendala tersendiri. Di daerah seperti Maluku Tenggara, dengan banyak pulau kecil, pembangunan sekolah secara ekonomi tidak selalu memungkinkan. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan sekolah satu atap tiga jenjang dengan modul pembelajaran yang dikirimkan dan sistem pembelajaran terbuka.
Lintaswarta.co.id Mu’ti menambahkan bahwa pemerintah terus berupaya meningkatkan infrastruktur pendidikan. Namun, peran serta masyarakat juga sangat penting dalam mendukung upaya tersebut.


Tinggalkan komentar