Informasi mengejutkan datang dari lintaswarta.co.id. Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus dugaan perintangan penyidikan (obstruction of justice) terkait korupsi ekspor Crude Palm Oil (CPO). Yang mengejutkan, salah satu tersangka adalah Direktur Pemberitaan JakTV, Tian Bahtiar. Dua tersangka lainnya adalah para advokat, Marcella Santoso dan Junaedi Saibih.
Direktur Penyidikan Kejagung, Abdul Qohar, dalam konferensi pers Selasa dini hari (22/4), menyatakan penetapan tersangka ini berdasarkan hasil pemeriksaan dan bukti-bukti yang dikumpulkan. Ketiganya diduga melakukan permufakatan jahat untuk merintangi penyidikan kasus korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di PT Timah Tbk (2015-2022) dan impor gula. Mereka diduga juga berupaya menciptakan citra negatif terhadap Kejaksaan Agung melalui konten-konten di media sosial. Tian Bahtiar diduga menyalahgunakan jabatannya di JakTV untuk tujuan tersebut.
Junaedi dan Tian Bahtiar ditahan selama 20 hari di Rutan Salemba Cabang Kejagung, sementara Marcella Santoso tidak ditahan karena sudah ditahan dalam kasus dugaan suap terkait putusan lepas tiga korporasi dalam kasus CPO. Kasus ini merupakan pengembangan dari kasus suap yang melibatkan hakim, panitera, pengacara, dan pihak swasta terkait putusan lepas tiga perusahaan besar ekspor CPO, yakni PT Permata Hijau Grup, PT Wilmar Grup, dan PT Musim Mas Grup. Sejumlah tersangka lain telah ditetapkan sebelumnya, termasuk hakim, panitera, dan pengacara yang terlibat dalam kasus tersebut. Total, Kejagung telah menetapkan lebih dari sepuluh tersangka dalam rangkaian kasus ini, menunjukkan betapa luas dan kompleksnya jaringan yang terlibat. Penahanan Tian Bahtiar sebagai Direktur Pemberitaan JakTV semakin menambah kompleksitas kasus ini dan menimbulkan pertanyaan mengenai keterlibatan media dalam upaya perintangan penyidikan. Kasus ini menjadi sorotan publik dan menandakan komitmen Kejagung untuk mengungkap seluruh aktor yang terlibat dalam skandal korupsi ekspor CPO.
Leave a Comment