Sebuah mural bertema One Piece karya Karang Taruna Wiryadarma di Sleman, Yogyakarta, menjadi sorotan. Dilansir dari lintaswarta.co.id, mural berukuran besar yang menampilkan tokoh utama One Piece, Monkey D. Luffy, ini menghiasi sebuah pertigaan jalan di Pedukuhan Temuwuh, Gamping. Selain Luffy, mural tersebut juga menampilkan tulisan "Merdeka?" dan "Hidup tanpa kebebasan seperti tubuh tanpa jiwa", serta beberapa kutipan dari Soekarno. Keberadaan mural ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemuda karang taruna, karena munculnya isu akan dihapus oleh aparat.
Para pemuda Karang Taruna Wiryadarma menegaskan bahwa mural tersebut dibuat jauh sebelum tren pengibaran bendera One Piece merebak. Mereka mengaku terinspirasi oleh kesamaan antara dunia One Piece dengan realita Indonesia, khususnya terkait ketidakadilan sosial. "Negeri kita sedang tidak baik-baik saja," ungkap Dandun Asmara, Sekretaris Karang Taruna Wiryadarma. "Kalau punya orang dalam, ngapa-ngapain enak. Kalau kita rakyat biasa, ngapa-ngapain sulit." Mural ini, menurut Dandun, merupakan bentuk ekspresi keresahan mereka terhadap kondisi negara. Lukisan tersebut dibuat menggunakan cat sisa dan dana patungan dari sembilan anggota karang taruna sebagai bagian dari perayaan HUT ke-78 RI.
Namun, setelah tren pengibaran bendera One Piece muncul, kekhawatiran akan penghapusan mural tersebut semakin meningkat. Informasi mengenai rencana penghapusan mural oleh aparat, yang disampaikan melalui para tetua desa, membuat para pemuda cemas. Mereka mempertanyakan alasan penghapusan jika mural tersebut tidak melanggar peraturan. Sementara itu, pihak kepolisian Polresta Sleman masih menunggu arahan pimpinan terkait tindakan yang akan diambil.

Related Post
Pernyataan dari beberapa pejabat pemerintah terkait fenomena pengibaran bendera One Piece juga turut mewarnai situasi. Menteri Sekretaris Negara mengingatkan agar fenomena ini tidak mengganggu kesakralan HUT RI, sementara Menteri Pertahanan menilai bendera One Piece tidak pantas berkibar bersama bendera Merah Putih. Menko PMK Muhaimin Iskandar, mengutip Gus Dur, menekankan pentingnya Merah Putih tetap diutamakan. Di tengah pro dan kontra tersebut, mural One Piece di Sleman tetap menjadi simbol ekspresi, sekaligus pertanyaan akan batas kebebasan berekspresi dan interpretasi simbol dalam konteks nasionalisme.


Tinggalkan komentar