Informasi terbaru dari lintaswarta.co.id menyebutkan Wakil Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Wamendikbudristek) RI, Stella Christie, memaparkan kriteria siswa yang berpeluang masuk Sekolah Unggul Garuda Baru. Bukan sekadar prestasi akademik, seleksi ketat ini ternyata mempertimbangkan tiga aspek krusial: prestasi akademik, latar belakang ekonomi, dan asal geografis siswa. Hal ini diungkapkan Stella usai kunjungannya ke SMA Negeri 10 Fajar Harapan, Banda Aceh, Kamis (8/5).
Menurut Wamendikbudristek, aspek ekonomi bertujuan untuk pemerataan akses pendidikan, sementara aspek geografis dirancang untuk membangun karakter kepemimpinan dan pemahaman kebangsaan yang kuat. "Yang dari Jawa nanti bisa bersekolah di Nabire atau Aceh, sementara yang dari Aceh bisa belajar di Papua atau NTT," jelas Stella, menekankan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan beragam. Program ini diharapkan melahirkan generasi penerus bangsa yang adaptif terhadap tantangan global namun tetap berakar pada nilai-nilai lokal.
Berbeda dengan Sekolah Garuda Transformasi yang telah ada, Sekolah Unggul Garuda Baru akan memiliki sistem penerimaan siswa yang baru. Sekolah Garuda Transformasi, yang berjumlah 12 sekolah, akan tetap berjalan dengan kurikulum dan sistem penerimaan siswa yang sudah ada, karena dinilai telah memiliki sistem pembelajaran yang baik. Sementara itu, pemerintah berencana membangun 4 Sekolah Unggul Garuda Baru tahun ini, dengan target 20 sekolah baru dan 20 sekolah transformasi dalam lima tahun ke depan. Inilah strategi pemerintah untuk mencetak generasi emas Indonesia yang unggul dan berkarakter. Program ini diharapkan mampu mencetak pemimpin masa depan yang memiliki wawasan global dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal.
Leave a Comment