Lintaswarta.co.id – Direktur Utama ID Food, Ghimoyo, baru-baru ini membuat pernyataan mengejutkan terkait kualitas gula yang diproduksi oleh BUMN. Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Ghimoyo menyebut bahwa kualitas gula BUMN kurang optimal.
Menurutnya, masalah utama terletak pada usia pabrik gula yang sudah tua dan memerlukan revitalisasi mendesak. "Kita hanya bisa jual massal karena kualitas gulanya itu nggak bagus yang punya BUMN, karena pabriknya tua," ungkap Ghimoyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (29/9/2025).
Ghimoyo menjelaskan bahwa peralatan gilingan yang menentukan rendemen tebu menjadi kunci permasalahan. Ia menekankan bahwa usia pabrik sebenarnya tidak menjadi masalah, asalkan gilingan berfungsi dengan baik. "Kalau pabrik gula nggak masalah umur 90 tahun, 100 tahun, nggak ada masalah. Yang penting gilingan," tegasnya.
Related Post
Lebih lanjut, Ghimoyo menjelaskan bahwa perbedaan kualitas gula BUMN terletak pada warnanya yang cenderung lebih kuning dibandingkan gula produksi pabrik modern. Namun, ia memastikan bahwa gula tersebut tetap layak dikonsumsi dan tidak melalui proses olah ulang.
Menanggapi rencana revitalisasi pabrik gula BUMN, Ghimoyo menegaskan bahwa hal tersebut merupakan wewenang PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), bukan ID Food. "Itu urusan SGN, bukan ID Food. ID Food tukang jualan aja," pungkasnya. Pernyataan ini tentu menimbulkan pertanyaan besar mengenai masa depan industri gula BUMN dan upaya peningkatan kualitas produk agar dapat bersaing dengan produk swasta.
Tinggalkan komentar