Lintaswarta.co.id, Jakarta – Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) berencana melakukan perampingan besar-besaran terhadap perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dari total 1.044 perusahaan BUMN beserta anak, cucu, dan cicit usaha, Danantara menargetkan untuk memangkas sekitar 804 perusahaan, menyisakan hanya 230 hingga 240 perusahaan dalam lima tahun ke depan.
Langkah drastis ini diungkapkan oleh Chief Executive Officer Danantara, Rosan Roeslani, dalam sebuah acara di Jakarta, Senin (20/10). Rosan menjelaskan bahwa jumlah BUMN yang membengkak hingga lebih dari seribu perusahaan, tersebar di 12 sektor usaha, mendorong perlunya efisiensi dan konsolidasi.

"Kita sudah review, mungkin arahnya hanya sampai 230-240 BUMN nantinya, 5 tahun ke depan. Itu memang target dari kami," ujar Rosan.

Related Post
Menurut Rosan, konsolidasi yang telah dilakukan pada masa kepemimpinan Erick Thohir sebelumnya belum cukup untuk mencapai efisiensi yang optimal. Oleh karena itu, Danantara akan kembali melakukan efisiensi dengan mengoptimalkan aset perusahaan BUMN.
"Buat kita yang paling penting adalah kita konsolidasikan, kita optimalisasi aset, kita create more value, itu kan salah satu tugasnya," tegasnya.
Pendanaan Danantara sendiri berasal dari dividen BUMN. Rosan menjelaskan bahwa dividen yang sebelumnya disetorkan ke Kementerian Keuangan, kini dapat langsung diinvestasikan kembali oleh Danantara.
Dengan proyeksi dividen per tahun mencapai Rp 140-150 triliun, Danantara menargetkan dana investasi sebesar Rp 750 triliun dalam lima tahun ke depan. "Dividen kita kurang lebih itu pada tahun ini kita terima, walaupun kita terima secara bertahap, itu kurang lebih mencapai 140 triliun. Nah kalau kita bicara kali 5 untuk perhitungan gampang mungkin ya, jadi 150 triliun. Kalau kita kali 5 berarti nilainya berapa? 750 triliun. Itu dalam 5 tahun depan yang kita bisa investasikan," pungkasnya.
Tinggalkan komentar