Heboh! Roy Suryo Angkat Bicara Soal Laporan Jokowi

Berawal dari pemberitaan lintaswarta.co.id, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, akhirnya buka suara terkait pelaporan dirinya ke Polda Metro Jaya oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Jokowi diketahui melaporkan lima orang atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah terkait tudingan ijazah palsu. Tak hanya itu, Relawan Alap-alap Jokowi di tiga daerah, Semarang, Solo, dan Sleman, juga turut melaporkan Roy Suryo dan beberapa orang lainnya atas kasus yang sama.

Roy Suryo menanggapi laporan tersebut dengan tenang. Ia menyatakan kesiapannya menghadapi proses hukum yang berjalan. Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya pemeriksaan forensik digital yang komprehensif, termasuk uji karbon, untuk mengungkap kebenaran terkait ijazah yang menjadi pusat polemik. Menurut Roy, penyelidik yang memeriksa ijazah Jokowi sebelumnya belum menggunakan metode yang tepat dan lengkap. "Nanti harus diperiksa betul dengan alat identifikasi, ya kemudian diperiksa juga, misalnya dengan uji karbon itu ya, kertasnya bagaimana, capnya bagaimana, dengan digital forensik," tegasnya dalam wawancara di televisi.

Roy Suryo juga mengkonfirmasi bahwa dirinya termasuk dalam lima orang yang dilaporkan Jokowi ke Polda Metro Jaya, bersama Rismon Sianipar, Tifa, Eggi Sudjana, dan Kurnia Tri. Pihak Jokowi, melalui kuasa hukumnya Yakup Hasibuan, menjelaskan bahwa kelima terlapor dijerat dengan beberapa pasal, termasuk pasal pencemaran nama baik dan fitnah dalam KUHP serta UU ITE. Jokowi sendiri telah menunjukkan seluruh ijazah miliknya kepada penyidik, mulai dari SD hingga perguruan tinggi.

Presiden Jokowi sendiri menjelaskan alasannya baru melaporkan kasus ini setelah masa jabatannya, karena ingin kejelasan dan gamblang atas tudingan tersebut. Polemik ijazah palsu ini telah bergulir cukup lama dan kini memasuki babak baru di pengadilan, dengan Jokowi sebagai tergugat dalam gugatan yang diajukan di PN Solo. Selain laporan dari Jokowi, Roy Suryo juga dilaporkan oleh Relawan Pemuda Patriot Nusantara ke Polres Metro Jakarta Pusat, serta dilaporkan di beberapa daerah lain. Kasus ini pun semakin kompleks dan menarik perhatian publik.