Informasi yang dilansir lintaswarta.co.id menyebutkan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berencana menempatkan siswa bermasalah di barak militer mulai 2 Mei mendatang. Program ini bertujuan untuk membina siswa yang terlibat dalam pergaulan bebas dan tindakan kriminal di beberapa wilayah Jawa Barat yang dianggap rawan. Dedi Mulyadi menegaskan bahwa program ini tidak akan diterapkan secara serentak di seluruh 27 kabupaten/kota di Jawa Barat. Penerapannya akan bertahap, dimulai dari daerah-daerah yang dinilai paling membutuhkan dan siap menerima program ini.
Lebih lanjut, Dedi Mulyadi menjelaskan bahwa program pembinaan ini akan berlangsung selama enam bulan dan akan melibatkan sekitar 30 hingga 40 barak militer yang telah disiapkan oleh TNI. Para siswa yang terpilih akan diambil langsung dari rumah oleh pihak TNI. Proses pemilihan siswa sendiri dilakukan berdasarkan kesepakatan antara pihak sekolah dan orang tua, dengan prioritas pada siswa yang sulit dibina atau terindikasi terlibat dalam pergaulan bebas dan tindak kriminal. Selama menjalani program, siswa akan dibebaskan dari kegiatan belajar formal di sekolah.

Dedi Mulyadi juga menekankan bahwa pendanaan program ini akan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan pemerintah kabupaten/kota yang terlibat. Selain fokus pada pembinaan siswa, Dedi Mulyadi juga memperhatikan kesejahteraan dan kualitas guru di Jawa Barat. Ia berencana untuk meningkatkan standar karakter guru dan menerapkan proses rekrutmen yang lebih transparan dan profesional, termasuk pelatihan karakter bagi para guru. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih kondusif dan efektif dalam membentuk karakter siswa. Inisiatif ini tentu menarik perhatian publik dan menimbulkan berbagai macam respon, baik pro maupun kontra.

Related Post
Leave a Comment