Berawal dari pemberitaan di lintaswarta.co.id, seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial SSS akhirnya meminta maaf secara terbuka. Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui kuasa hukumnya, Khaerudin Hamid Ali Sulaiman, kepada Presiden Joko Widodo dan Presiden Prabowo Subianto. Permintaan maaf ini menyusul unggahan meme yang dinilai kontroversial dan menimbulkan kegaduhan di masyarakat. Khaerudin menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya atas tindakan kliennya yang telah membuat meme tersebut dan menyebabkan polemik.
Tak hanya meminta maaf, SSS juga mengucapkan terima kasih kepada kedua Presiden dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas dikabulkannya penangguhan penahanan. Kuasa hukumnya berharap SSS dapat dibina oleh orang tua dan pihak kampus ke depannya. Keputusan penangguhan penahanan oleh Bareskrim Polri ini diambil setelah mempertimbangkan permintaan maaf SSS dan penyesalannya atas perbuatannya.
Kasus ini sebelumnya menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Ketua Komisi III DPR RI, Habiburokhman, bahkan bersedia menjadi penjamin SSS, meyakini mahasiswi tersebut tidak akan melarikan diri atau mengulangi perbuatannya. Sementara itu, sebelumnya, Herdiansyah Hamzah, pengajar di Fakultas Hukum Universitas Mulawarman, mendesak Presiden Prabowo Subianto untuk secara aktif mendorong pembebasan SSS. Herdiansyah menilai tidak ada alasan hukum yang kuat untuk menahan mahasiswi tersebut. Ia juga menekankan pentingnya sikap aktif dari Presiden dalam menjaga kebebasan berpendapat.
M. Isnur, Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), menambahkan bahwa unggahan meme tersebut lebih tepat dilihat sebagai bentuk kritik, bukan penghinaan. Isnur berpendapat bahwa meme tersebut merefleksikan pandangan publik mengenai adanya kemiripan kebijakan antara kedua presiden. Pernyataan maaf SSS dan penangguhan penahanannya menjadi penutup dari polemik yang sempat memanas ini.
Leave a Comment