Informasi dari lintaswarta.co.id menyebutkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan klarifikasi terkait polemik mutasi dokter, khususnya yang terjadi di rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan. Ia menegaskan bahwa kebijakan mutasi tersebut bukanlah tindakan tiba-tiba, melainkan program yang telah berjalan lama dan bertujuan untuk pemerataan tenaga kesehatan. Menurut Menkes, rotasi ini akan dilakukan secara berkala di berbagai rumah sakit.
Budi Sadikin menyinggung adanya budaya yang dianggapnya kurang baik di lingkungan kedokteran, yaitu kecenderungan dokter untuk hanya berpraktik di tempat mereka dilatih. Ia berharap mutasi ini dapat mentransformasi budaya tersebut dan menciptakan persaingan yang sehat. "Mutasi ini bertujuan untuk meratakan distribusi tenaga kesehatan dan menghilangkan budaya eksklusivitas," tegasnya di Kompleks Parlemen, Jakarta.
Namun, pernyataan Menkes tersebut mendapat tantangan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam rapat dengan Komisi IX DPR, IDAI memprotes mutasi dr. Piprim Basarah Yanuarso dari RSCM ke RS Fatmawati. Rizky Adriansyah, Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi IDAI dan Ketua IDAI Sumut, menyatakan bahwa kebijakan mutasi tersebut tidak selaras dengan diskusi sebelumnya dengan Kemenkes mengenai pemerataan tenaga kesehatan anak. Ia mempertanyakan mengapa mutasi internal di Jakarta tidak termasuk dalam perencanaan pemerataan yang dibahas.
Piprim Basarah Yanuarso sendiri juga menyatakan bahwa proses mutasinya tidak sesuai prosedur. Meskipun ia mengakui bahwa dirinya pernah bertugas di tempat yang kondisinya jauh lebih sulit, ia tetap menyoroti ketidaksesuaian prosedur yang diterapkan dalam mutasinya. Pernyataan-pernyataan ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai transparansi dan mekanisme mutasi dokter di lingkungan Kementerian Kesehatan. Polemik ini pun menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara Kemenkes dan IDAI terkait strategi pemerataan tenaga kesehatan.
Leave a Comment