Lintaswarta.co.id, Jakarta – Lawatan Donald Trump ke Asia menjadi sorotan tajam karena sarat akan kepentingan transaksional yang mempertegas dominasi Amerika Serikat dalam kancah perang dagang dan perebutan sumber daya global. Analis menilai, manuver diplomasi Trump kali ini berbeda dari kunjungan sebelumnya.
Negara-negara di kawasan Asia, seperti Malaysia dan Jepang, terlihat berupaya keras untuk mengakomodasi kepentingan Washington. Namun, Korea Selatan menunjukkan kelasnya dengan kemampuan bernegosiasi yang cerdas tanpa harus sepenuhnya tunduk pada tekanan.
Lintaswarta.co.id mencatat, strategi Amerika Serikat semakin terbuka dalam upaya merebut pengaruh di Asia, terutama terkait sumber daya strategis yang krusial seperti logam tanah jarang. Hal ini memicu kekhawatiran akan potensi eksploitasi sumber daya alam di negara-negara berkembang.

Related Post
Indonesia, sebagai salah satu pemain kunci di Asia Tenggara, diharapkan untuk lebih waspada dan berhati-hati dalam menentukan posisinya. Prinsip politik luar negeri yang bebas aktif harus tetap dijaga, sembari memaksimalkan potensi hilirisasi. Tujuannya, agar kekayaan mineral strategis nasional tidak hanya menjadi komoditas mentah yang dieksploitasi dalam permainan geopolitik global yang kompleks.
Saksikan ulasan mendalam mengenai isu ini dalam dialog Dina Gurning bersama Managing Editor CNBC Indonesia, Sefti Oktarianisa, dan Pratama Guitarra di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Jumat (31/10/2025).









Tinggalkan komentar