Deflasi Beruntun: Rakyat Makin Miskin, Jokowi Malah Bingung!

Deflasi Beruntun: Rakyat Makin Miskin, Jokowi Malah Bingung!

Lintaswarta.co.id - Deflasi yang terjadi secara beruntun di Indonesia menjadi sorotan tajam. Direktur Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, menilai kebijakan pemerintah yang kurang tepat menjadi biang keladi melemahnya daya beli masyarakat, yang berujung pada deflasi.

Collab Media Network banner content

"Inflasi inti pada September 2024 yang tercatat 0,16%, atau turun dari 0,20% pada Agustus 2024, menunjukkan penurunan kemampuan daya beli masyarakat," ujar Huda. Ia menambahkan bahwa data penunjang lainnya juga menunjukkan penurunan kemampuan masyarakat, seperti melemahnya kemampuan menabung.

Deflasi Beruntun: Rakyat Makin Miskin, Jokowi Malah Bingung!
Gambar Istimewa : mediaindonesia.com

Huda mendesak pemerintah untuk lebih bijak dalam membuat kebijakan agar tidak berdampak negatif terhadap konsumsi rumah tangga. "Rencana penaikan tarif PPN tahun depan harus dibatalkan. Pembatasan pertalite juga harus dilakukan secara matang dengan melihat unsur keadilan bagi penerima subsidi," tegasnya.

Di sisi lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, menekankan pentingnya pengendalian deflasi dan inflasi agar tidak merugikan semua pihak. "Apa pun yang namanya deflasi maupun inflasi itu dua-duanya memang harus dikendalikan sehingga harga stabil, tidak merugikan produsen, bisa petani, bisa nelayan, bisa UMKM, bisa pabrikan, tetapi juga dari sisi konsumen supaya harga juga tidak naik," kata Presiden.

Namun, Jokowi justru meminta agar data deflasi tersebut dicek lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya, apakah karena penurunan harga barang atau daya beli masyarakat yang berkurang. "Coba dicek betul, deflasi itu karena penurunan harga-harga barang, karena pasokannya baik, karena distribusinya baik, karena transportasi tidak ada hambatan, atau karena memang daya beli yang berkurang. Pengendalian itu yang diperlukan, keseimbangan itu yang diperlukan," ucap Presiden.

Pernyataan Jokowi ini menuai kritik dari berbagai pihak. "Seharusnya Presiden tidak perlu bingung. Deflasi yang terjadi saat ini jelas-jelas akibat melemahnya daya beli masyarakat, bukan karena penurunan harga barang," ujar seorang ekonom yang enggan disebutkan namanya.

Pertanyaan besar kini muncul: apakah pemerintah akan serius mengatasi deflasi dan meningkatkan daya beli masyarakat, atau hanya akan sibuk mencari kambing hitam?

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikuti kami :

Tinggalkan komentar