Lintaswarta.co.id – Partai Persatuan Indonesia (Perindo) kembali diterpa badai. Kali ini, giliran Ketua DPW Perindo Nusa Tenggara Timur (NTT), Jonathan Nubatonis, yang memilih mundur dari jabatannya. Keputusan ini diambil karena ketidaksepakatannya dengan gagasan transformasi partai yang digagas Ketua Umum (Ketum) Angela Tanoesoedibjo.
Bca Juga
Jonathan mengungkapkan bahwa gagasan transformasi tersebut dianggapnya membawa kehancuran dan tidak sejalan dengan jati diri partai yang termaktub dalam Garis Besar Perjuangan Partai. "Banyak figur inti mengundurkan diri karena gagasan transformasi ini," tegas Jonathan.
Selain masalah internal, Jonathan juga mengungkapkan perbedaan pilihan jagoan di Pilgub NTT sebagai penyebab lain mundurnya dirinya. Jonathan mendukung duet Simon Petrus Kamlasi-Adrianus Garu (Siaga), sementara Perindo memberikan tiketnya kepada Melki Laka Lena-Johni Asadoma.
"Saya ini Ketua DPW Perindo dan Ketua Persatuan Orang Timor (POT), sehingga saya harus mendukung Paket SIAGA yang sudah datang meminta dukungan ke saya sebagai orang Timor," jelas Jonathan.
Mundurnya Jonathan Nubatonis menambah daftar panjang kader terbaik Perindo yang memilih hengkang. Sebelumnya, Ketua DPP Perindo Bidang Keagamaan Abdul Khaliq Ahmad, Ketua Bidang Organisasi DPP Perindo, Muhammad Sopiyan, dan politisi Muhammadiyah, Ahmad Rofiq, juga telah menyatakan mundur dari jabatan dan keanggotaan partai.
Perindo NTT yang dipimpin Jonathan Nubatonis selama 10 tahun, memiliki 46 kursi DPRD NTT dan Kabupaten/Kota se-NTT. Jumlah ini merupakan yang terbanyak di seluruh Indonesia.
Mundurnya kader-kader kunci ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Perindo. Apakah transformasi partai yang digagas Angela Tanoesoedibjo dapat diterima oleh semua kader? Ataukah Perindo akan terus kehilangan kader-kader terbaiknya?
Tinggalkan komentar