Lintaswarta.co.id – Demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045 dengan sumber daya manusia (SDM) berkualitas, Partai Golkar mendorong kepala daerah terpilih di Pilkada Serentak 2024 untuk mendukung program Pemerintah pusat. Salah satunya, program makan bergizi gratis (MBG) yang digagas Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Bca Juga
"Mudah-mudahan ya para kepala daerah mendukung program Pak Prabowo," ujar politisi Partai Golkar, Letjen TNI (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus, di Jakarta, kemarin.
Eks Sekjen Partai Golkar ini menilai program MBG sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM. Program ini diproyeksikan akan diterapkan pada 2025 dengan anggaran Rp 800 miliar per hari.
"Sayuran, peternakan, telur, daging, beras, itu berputar di situ. Jadi di situ ada penyerapan tenaga kerja," semangatnya.
Program ini tidak hanya berdampak pada kualitas SDM, tetapi juga dapat menggerakkan roda ekonomi hingga ke desa-desa, terutama bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Lodewijk mendukung kepala daerah untuk berinovasi dalam mengembangkan program MBG. Sebagai contoh, duet kontestan Pilgub Sulawesi Tengah (Sulteng), Ahmad Ali-Abdul Karim, berencana untuk tidak hanya memberikan MBG, tetapi juga perlengkapan sekolah gratis.
"Itu artinya secara tidak langsung mendukung program Pak Prabowo," jelasnya.
Kolaborasi ini diyakini akan mempercepat pertumbuhan di daerah, termasuk Sulteng. Daerah ini memiliki potensi sumber daya alam besar, khususnya nikel, yang membutuhkan tenaga kerja berkualitas.
"Kita harus membuat politeknik-politeknik dari Pemerintah daerah. Orang Indonesia harus mendapatkan tempat sebaik-baiknya dalam membangun bangsa ini," pungkasnya.
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Abdul Karim Aljufri (AKA), yang berpasangan dengan Cagub Ahmad Ali, meyakini kolaborasi program MBG dengan programnya berupa perlengkapan sekolah gratis akan memajukan kualitas mutu pendidikan Sulteng.
"Ini satu kesatuan yang ideal menuju terciptanya mutu pendidikan yang berkualitas di Sulteng," ujar AKA.
AKA menegaskan bahwa kebutuhan perlengkapan sekolah seperti baju, sepatu, buku, alat tulis, tas sekolah, dan lainnya tidak bisa dianggap remeh. Banyak orang tua yang kesulitan memenuhi kebutuhan ini, sehingga anak-anak mereka terpaksa tidak bersekolah.
"Ini fakta di lapangan, sebagai pemimpin, kami harus intervensi, kami ingin semua anak-anak Sulteng hanya fokus belajar, tidak mikir baju beli bagaimana, tas dari mana, buku minta siapa, tidak lagi," tegas AKA.
Tinggalkan komentar