Indonesia Rentan Serangan Rudal? Ini Kata Pakar!

Indonesia Rentan Serangan Rudal? Ini Kata Pakar!

Lintaswarta.co.id melaporkan, kemampuan pertahanan udara Indonesia menjadi sorotan menyusul serangan rudal Iran ke Israel yang menembus sistem pertahanan Iron Dome. Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi, memberikan analisis mendalam terkait kesiapan Indonesia menghadapi skenario serupa. Serangan Iran, yang melibatkan rudal balistik dan drone kamikaze, menurut Fahmi, merupakan contoh nyata perang presisi jarak jauh yang menguji seluruh sistem pertahanan udara suatu negara, mulai dari deteksi dini hingga intersepsi.

Fahmi menekankan bahwa sistem pertahanan udara Indonesia saat ini belum memadai untuk menghadapi serangan sekompleks yang dialami Israel. Sistem yang ada masih terbatas, tersebar, dan belum terintegrasi secara penuh. Meskipun Indonesia memiliki alutsista seperti rudal jarak pendek dan menengah (yang masih dalam proses pengadaan), serta radar pengintai udara, belum ada sistem terpadu seperti Iron Dome milik Israel yang mampu merespon serangan rudal balistik, jelajah, dan drone secara simultan dan real time.

Indonesia Rentan Serangan Rudal? Ini Kata Pakar!
Sumber Istimewa : akcdn.detik.net.id

Indonesia telah memiliki sistem pertahanan udara terintegrasi NASAMS (National Advance Surface to Air Missile System) sejak 2017, yang dilengkapi dengan rudal AIM-120C AMRAAM. Namun, Fahmi menyoroti perlunya sistem pertahanan berlapis yang lebih komprehensif. Ia mengingatkan bahwa ancaman teknologi senjata jarak jauh dan drone kini telah meluas, bukan hanya terbatas pada negara-negara superpower. Konflik modern, menurutnya, lebih bergantung pada kecepatan, akurasi, dan kemampuan siber.

COLLABMEDIANET

Oleh karena itu, Indonesia perlu memiliki peta jalan pertahanan udara yang lebih menyeluruh dan integratif, termasuk kerja sama internasional dan pengembangan industri pertahanan dalam negeri. Kemandirian dalam sistem persenjataan juga menjadi krusial untuk menghadapi situasi darurat atau sanksi internasional. Langkah Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong transformasi industri pertahanan nasional dinilai Fahmi sebagai langkah positif dalam memperkuat sistem pertahanan udara Indonesia di masa depan. Tantangannya kini adalah bagaimana Indonesia dapat membangun sistem pertahanan yang tangguh dan adaptif menghadapi perkembangan teknologi persenjataan modern.

Jika keberatan atau harus diedit baik Artikel maupun foto Silahkan Laporkan! Terima Kasih

Tags:

Ikutikami :

Leave a Comment