Berita mengejutkan datang dari Garut, Jawa Barat. Lintaswarta.co.id melaporkan, sebuah insiden ledakan dahsyat terjadi saat pemusnahan amunisi di Cibalong, menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota TNI dan sembilan warga sipil. Kapuspen TNI, Mayjen Kristomei Sianturi, mengungkapkan bahwa amunisi yang meledak terdiri dari berbagai jenis, mulai dari munisi kaliber kecil seperti peluru pistol dan amunisi senapan (kaliber 5.56 dan 7.62 mm), hingga munisi kaliber besar, granat, granat tangan, dan mortir. Jenderal bintang dua ini menambahkan bahwa semua amunisi tersebut telah melewati masa kedaluwarsa dan seharusnya dimusnahkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Kristomei menekankan pentingnya pemusnahan amunisi kedaluwarsa secara rutin, sebuah prosedur yang sudah lama dilakukan di Garut. Ia tidak merinci jumlah pasti amunisi yang dimusnahkan, namun menegaskan bahwa proses pemusnahan ini merupakan langkah penting untuk keamanan. Sementara itu, Kepala Penerangan Kodam III/Siliwangi, Kolonel Inf Mahmuddin, menjelaskan bahwa proses pemusnahan awalnya berjalan sesuai prosedur. Ammunisi ditempatkan di dalam sumur sebelum diledakkan. Namun, tragedi terjadi saat persiapan pemusnahan di lubang ketiga. Ledakan tiba-tiba terjadi, mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Mahmuddin menyatakan bahwa penyebab pasti ledakan masih dalam penyelidikan tim TNI AD. Identitas korban telah diungkap, terdiri dari empat anggota TNI, yaitu Kolonel Cpl Antonius Hermawan (Kepala Gudang Pusat Munisi III), Mayor Cpl Anda Rohanda (Kepala Seksi Administrasi Pergudangan), Koptu Eri, dan Pratu Aprio, serta sembilan warga sipil. Semua korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk. Investigasi menyeluruh akan dilakukan untuk mengungkap penyebab insiden memilukan ini dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Lintaswarta.co.id akan terus memantau perkembangan informasi lebih lanjut terkait peristiwa ini.

Related Post
Leave a Comment