Berdasarkan informasi dari lintaswarta.co.id, pencarian tiga Anak Buah Kapal (ABK) KLM Asia Mulia yang tenggelam di perairan Bantaeng, Sulawesi Selatan, resmi dihentikan setelah berlangsung selama sepuluh hari. Operasi pencarian yang melibatkan tim SAR gabungan ini berakhir tanpa hasil, ketiga ABK yakni Nakhoda Supriadi Nunung (46), Asdar (52), dan Aldi (27) masih belum ditemukan.
Kepala Basarnas Makassar, Muhammad Arif Anwar, menyatakan bahwa operasi SAR yang awalnya berlangsung tujuh hari diperpanjang tiga hari lagi atas permintaan keluarga korban. Meskipun pencarian telah diperluas hingga ke Kabupaten Takalar menyusul laporan penemuan serpihan kapal dan bangkai kerbau yang teridentifikasi sebagai muatan KLM Asia Mulia, upaya tersebut tetap nihil. Tim SAR telah melakukan pencarian secara maksimal di area yang diperkirakan menjadi lokasi keberadaan para korban.
KLM Asia Mulia, yang membawa delapan ABK dan 57 ekor kerbau, tenggelam pada Kamis (19/6) pukul 04.00 WITA setelah ditabrak kapal besi di perairan Pulau Rote, NTT menuju Pelabuhan Bunge, Jeneponto. Insiden tersebut mengakibatkan kapal kayu tersebut terbalik dan tenggelam. Meskipun operasi pencarian telah resmi ditutup, Arif menegaskan bahwa pencarian akan dibuka kembali jika ada tanda-tanda keberadaan para korban untuk segera dilakukan evakuasi. Nasib ketiga ABK yang hilang ini masih menjadi misteri yang menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat mereka. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan pelayaran dan pengawasan ketat di jalur perairan Indonesia.
Leave a Comment