Sumber lintaswarta.co.id melaporkan, Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan di Sidang Tahunan MPR, Jumat (15/8), membuka tabir permasalahan yang dihadapinya setelah memimpin Indonesia selama 299 hari. Sejak menjabat pada 20 Oktober 2024, Prabowo mengaku semakin menyadari besarnya tantangan yang dihadapi bangsa ini, terutama tingginya angka penyelewengan di berbagai level pemerintahan.
"Setelah 299 hari memimpin pemerintahan eksekutif, saya semakin mengetahui betapa besar tantangan kita, betapa besar penyelewengan yang ada di lingkungan pemerintahan kita," ungkap Prabowo. Ia menekankan pentingnya disampaikannya informasi ini kepada wakil-wakil rakyat Indonesia, mengingat dampak buruk penyelewengan tersebut bagi kemajuan negara.

Prabowo juga menyoroti pentingnya pengawasan dalam pemerintahan modern. Menurutnya, kekurangan pengawasan berpotensi besar melahirkan korupsi. Mengutip sejarah, ia menyatakan, "Kita paham sejarah umat manusia. Jika ada kekuasaan yang tak diawasi, maka kekuasaan akan menjadi korup. Kekuasaan yang absolut akan korup secara absolut."

Related Post
Lebih lanjut, Presiden Prabowo mengakui bahwa korupsi masih menjadi masalah utama Indonesia. Ia bahkan menyebut perilaku koruptif merambah berbagai level institusi, termasuk di BUMN dan BUMD. Dengan tegas, Prabowo menyatakan penolakannya terhadap upaya menutup-nutupi fakta ini. "Perilaku korupsi ada di setiap eselon birokrasi kita, ada di setiap institusi dan organisasi pemerintahan, perilaku korup ada di BUMN kita, ada di BUMD kita. Ini bukan fakta yang harus kita tutupi," tegasnya. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Prabowo untuk menangani masalah korupsi secara transparan dan tegas.
Tinggalkan komentar