Lintaswarta.co.id melaporkan sebuah program unik di Jawa Barat yang digagas Gubernur Dedi Mulyadi. Sejumlah orang tua di Bandung memilih mengirimkan anak-anak mereka yang bermasalah ke barak militer Rindam III/Siliwangi untuk didisiplinkan. Bukan tanpa alasan, anak-anak ini dianggap telah melewati batas kemampuan orang tua dan guru dalam membimbing mereka. Mereka terlibat dalam berbagai masalah, mulai dari pencurian hingga kebiasaan membolos sekolah.
Salah satu kasus yang diungkap adalah seorang anak yang mencuri sepatu dari sebuah warnet. Sang ibu, Lina, mengaku anaknya mengira sepatu tersebut adalah barang bekas. Meskipun sepatu telah dikembalikan, pemiliknya meminta ganti rugi senilai Rp 1,2 juta. Kasus lainnya melibatkan anak kembar yang kerap membolos sekolah, meskipun orang tuanya masih hidup dan telah memberikan nasihat. Bahkan, seorang siswi dikirim oleh kakaknya karena sering bolos dan lebih memilih menghabiskan waktu bersama pacarnya. Total empat siswa awalnya direncanakan dikirim, namun satu diantaranya kabur sebelum program dimulai.

Gubernur Dedi Mulyadi menekankan bahwa program ini hanya berjalan atas persetujuan tertulis orang tua. Anak-anak tersebut tetap bersekolah dan mengikuti ujian, namun menjalani pendidikan karakter di lingkungan militer yang lebih disiplin. Mereka mendapatkan pelatihan fisik, mental, dan pembinaan karakter yang diharapkan dapat mengubah perilaku mereka. Di barak, para siswa mengaku memiliki berbagai masalah seperti malas tidur, merokok, hingga mengonsumsi minuman keras. Program ini bertujuan untuk mencegah perilaku menyimpang sejak dini dan memberikan solusi bagi orang tua yang kewalahan mendidik anak-anaknya yang bermasalah. Apakah program ini efektif? Waktu akan menjawabnya.

Related Post
Leave a Comment