Berita kerjasama antara Institut Teknologi Bandung (ITB) dan SMA Unggulan CT Arsa yang dipublikasikan lintaswarta.co.id mengungkapkan strategi baru untuk meningkatkan peluang siswa berprestasi masuk ITB. Hanya dua siswa SMA Unggulan CT Arsa yang diterima di ITB tahun ini, angka yang dianggap Rektor ITB, Tatacipta Dirgantara, masih terlalu sedikit mengingat kualitas lulusan sekolah tersebut. Oleh karena itu, ITB dan SMA Unggulan CT Arsa menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk mengembangkan program kemitraan yang lebih luas.
Kerjasama ini mencakup berbagai program, termasuk pengembangan kualifikasi guru STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika), serta program pra-universitas untuk mempersiapkan siswa agar siap menghadapi ujian masuk perguruan tinggi. Meskipun lulusan SMA Unggulan CT Arsa tetap harus mengikuti seleksi, program kemitraan ini diharapkan dapat meningkatkan peluang penerimaan mereka di ITB. ITB bukan satu-satunya perguruan tinggi yang menjalin kerjasama; Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) juga melakukan hal serupa.
Rektor ITS, Bambang Pramujati, mengungkapkan bahwa ITS berharap dapat menerima lebih banyak lulusan SMA Unggulan CT Arsa. Bahkan, ITS mempertimbangkan pemberian "golden ticket" atau kesempatan kuliah tanpa tes, serta beasiswa, bagi siswa berprestasi dari sekolah tersebut. Kerjasama ini ditandatangani pada acara pelepasan Angkatan V SMA Unggulan CT Arsa Sukoharjo pada Sabtu (28/6). Langkah ini menunjukkan komitmen ITB dan ITS untuk mencari bakat-bakat unggul dari sekolah binaan Chairul Tanjung dan Anita Ratnasari Tanjung, dan membuka jalan bagi peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Ke depannya, kerjasama ini diharapkan akan melahirkan lebih banyak lulusan berkualitas dari SMA Unggulan CT Arsa yang sukses melanjutkan pendidikan tinggi di perguruan tinggi ternama.
Leave a Comment